Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat menyampaikan pidato dalam acara tahunan Bank Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis (8/11/2019). (Foto: Mihardo Saputro)
Penulis: Mihardo Saputro
JAKARTA, suaraumat.com – Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan akan “Menggigit”
siapapun yang mengganggu urusan B20, B30, serta DMA dalam pidatonya saat
menghadiri pertemuan tahunan Bank Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta, Kamis
(28/11/2019).
“Kenapa ini tidak dikerjakan dari dulu? Karna ada yang
seneng impor minyak, saya tahu yang impor siapa sekarang. Dan kalo menggangu
acara B20, menggangu acara B30, mengganggu urusan DMA, hati-hati, pasti akan
saya gigit orang itu,” ujarnya yang langsung disambut tepuk tangan oleh para
peserta.
Jokowi menjelaskan bahwa devisit transaksi berjalan selalu
menggangu pola stabilitas dari rupiah sehingga ini perlu diselesaikan. Account
devisit yang selalu bergantung pada komoditas, impor yang besar atas energi,
terutama minyak dan gas, kemudian adanya impor bahan baku, ini semua adalah
pengganggu pola aktivitas rupiah dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Saya ingin fokus ke sini. Menyelesaikan persoalan-persoalan
ini tanpa mengganggu apa yang sudah dikerjakan di kementrian keuangan,”
katanya.
Langkah yang ingin segera dilakukan adalah meningkatkan
ekspor dan produk substitusi impor.
“Kita tahu sekarang ini, yang banyak kita eksport adalah
bahan-bahan mentah, baik itu timah, nikel, bauksit, batu bara, padahal kalo
diolah dalam turunan menjadi barang setengah jadi atau jadi, ini akan
meningkatkan nilai tambah yang luar biasa, sebagai contoh batu bara, kalo
diolah menjadi oli, propilen, bisa mengganti impor kita atas LPG, bisa
mengganti bahan-bahan baku impor untuk pakaian,” tambahnya.
Dalam pidatonya tersebut Jokowi juga mengatakan bahwa harusnya
langkah ini dilakukan sejak dulu, namun itu semua tidak terlaksana karena ada
beberapa orang yang memang suka impor.
“Siapa yang impor? Ya orang-orang yang seneng impor. Ada
yang seneng impor dan tidak mau diganggu impornya, baik itu minyak, atau LPG, dan
sekarang ini mau saya ganggu,” ujar Jokowi yang sekali lagi disambut tepuk tangan
oleh para peserta.
Jokowi juga menegaskan bahwa masalah ini tidak akan pernah selesai
jika tidak diselesaikan dan sekarang adalah waktunya untuk menyelesaikan.
“Pada saat sulit seperti ini, inilah waktunya. Kita tunjukan
bahwa kita mampu bertahan di tengah kesulitan yang menimpa kita, meskipun sebenarnya
tidak terlalu sulit, wong masih 5% kok,” ujarnya seraya mengakhiri pidato
tersebut.