12 Desember 2024

Dr. Mulharnetti Syas (ke-3 dari kiri), Juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021 Kategori Media Siber Saat Memaparkan Penilaiannya Terhadap Karya Jurnalistik Para Peserta. (Foto: Facebook @mulharnetty.syas)

Pewarta: Konradus Pfedhu

Kendari, SUARAUMAT.com – Menukil postingan sosmed pribadi Dr. Mulharnetti Syas, “Di Kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari,  Sulawesi Tenggara, diselenggarakan Diskusi Jurnalistik. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022. Acara dibuka Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UHO dan dihadiri Dekan FISIP, dosen, mahasiswa Prodi Ilmu Jurnalistik, serta Dewan Juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro dan para pemenang. Kategori: media cetak, media siber, televisi, radio, foto, dan karikatur. Selamat kepada para pemenang. Hadiahnya berupa uang, masing-masing 25 juta rupiah. Terima kasih pada Panitia Tetap HPN dan PWI Pusat yang mempercayai kami sebagai dewan juri. Tetap prokes dg ketat. Tidak boleh kendor. Semoga kita semua selalu sehat dan terhindar dari COVID-19.”

Diberitakan, para pemenang dan juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro atau Adinegoro Journalism Award 2021 menyapa civitas akademika Universitas Halu Oleo (UHO), Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (7/1/2022).

Dalam diskusi bagian pertama acara tersebut dibuka langsung oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Prof. Dr. Nur Arafah SP. MSi di Aula Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UHO.

Diskusi berlangsung lancar yang dibawakan oleh jurnalis senior Maria D. Andriana sebagai moderator. Juri yang hadir adalah Gatot Eko Cahyono, Oscar Matuloh, Melly Riana Sari, Asro Kamal Rokan, Mulharnetti Syas, Dadang Rahmat Hidayat, Yusuf Susilo Hartono, dan Harliantara.

Kemudian, tiga pemenang adalah Andy Riza Hidayat dari Harian Kompas, Ashady dari JPNN.com dan Taufik dari RRI Sintang. Tiga pemenang lainnya, Miftah Faridl (CNN Indonesia TV), Sigid Kurniawan (LKBN Antara), dan Sunariyah (IDN Times.com) menyusul melalui Zoom.

Turut hadir Dekan FISIP UHO La Tarifu dan Panitia Tetap Adinegoro.

Diskusi Jurnalistik Bersama Pemenang dan Dewan Juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021. (Foto: Facebook @mulharnetty.syas)

Penasihat Panitia Tetap (Pantap) Adinegoro yang mewakili Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Pusat, Anthonius Jimmy Silalahi dalam sambutan pembukaannya menyampaikan terima kasih dan apresiasinya kepada FISIP UHO yang telah memfasilitasi kegiatan ini.

“Salah satu indikator agar negara bisa maju adalah ketika pers juga maju,” ujar pria jangkung itu dari podium.

Memasuki sesi diskusi, Ketua Dewan Juri Kategori Karikatur, Gatot Eko Cahyono menyampaikan pendapatnya tentang karikatur karya Ashady dari JPNN.com dengan judul ‘Kritiklah Daku’.

“Karya Ashady, ‘Kritiklah Daku’, sebenarnya bertepatan dengan isu UU ITE, juga Omnibus Law karena ada pasal-pasal yang dianggap diberangus,” kata Gatot.

Juri lainnya, Yusuf Susilo menilai sebagian besar karya peserta Adinegoro kali ini tidak bisa membuatnya tertawa. Padahal, selera humor atau sense of humor adalah salah satu elemen utama karya karikatur. Selain itu, harus faktual, mengandung kritik dan mewakili kekhawatiran masyarakat.

“Coba kita lihat saja mau skeptis, benarkah Pak Jokowi tidak mau dikritik, nanti pengikutnya marah-marah, lalu usia karikatur Mas Ashady bukan hanya HPN saja sudah itu selesai,” ujarnya.

Mulharnetti Syas akademisi IISIP Jakarta yang menjadi juri untuk Kategori Media Siber menekankan pentingnya kelengkapan data dalam menulis karya jurnalistik.

Diskusi Jurnalistik Bersama Pemenang dan Dewan Juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021. (Foto:Facebook @mulharnetty.syas)

“Salah satu kelebihan karya Sunariyah adalah datanya lengkap, penelitian awal sangat lengkap terhadap data penderita COVID-19, baik secara nasional maupun regional,” kata Netti, biasa disapa, mengulas karya Sunariyah dan M. Ilman Nafi ‘an dari IDN Times.com dengan judul “Bertaruh Nyawa, Berjuang Melawan Ganasnya COVID-19”.

Dalam kesempatan itu, Netti yang juga alumni Universitas Indonesia juga membagikan tips kepada mahasiswa jika ingin terjun ke dunia jurnalistik. 

“Kita harus memahami bahwa kode etik menjadi pedoman kita sebagai jurnalis atau wartawan. Tambahan informasi untuk adik-adik mahasiswa yang masih muda-muda, ada pedoman khusus untuk media siber, pedoman pemberitaan di media siber,” jelasnya.

Hingga akhir diskusi, peserta yang didominasi mahasiswa tidak meninggalkan ruangan. Antusiasme mereka terlihat saat sesi tanya jawab. Bahkan salah satu penanya mendapatkan hadiah buku yang diserahkan langsung oleh penulisnya, Asro Kamal Rokan. 

Galeri foto Diskusi Jurnalistik Bersama Pemenang dan Dewan Juri Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2021. (Foto:Facebook @mulharnetty.syas)

(su/kp)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content