12 Desember 2024
Nando Watu, S.Fil., Kepala Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat berbicara di Ramang-Ramang Tourism Exhibition, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/2/2022). (Foto: Facebook @nandowatu)

MAROS, SUARAUMAT.com – “Masa depan yang kita inginkan adalah cara pandang dan tindakan masyarakat lokal, yang lokal identik dengan desa, dan masa depan kita ada di desa.”

Demikian pernyataan Kepala Desa Detusoko Barat, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nando Watu, S.Fil., dalam acara Ramang-Ramang Tourism Exhibition, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (19/2/2022).

Ia berkesempatan berbagi inspirasi tentang Geliat Eko wisata Desa dan Pengelolaan Bumdes Berbasis Digital dalam event Workshop Bumdes Bersama Bangkitkan Pariwisata untuk UMKM Maju dan Berkelanjutan.

Pria yang biasa disapa Nando itu percaya bahwa kampung dan desa selalu identik dengan hal-hal asli atau original, tetapi memiliki kekayaan nilai, keunikan, dan karakteristik intrinsik atau hakiki.

“Desa adalah halaman depan bangsa ini. Oleh karena itu, jika ingin mewujudkan wacana besar untuk membangun Indonesia dari desa, maka manfaatkan semua potensi dan sumber daya yang ada di desa, termasuk pengelolaan melalui BUMDes,” ujar Nando. 

Hal tersebut di atas ia sampaikan di hadapan para kepala desa, pendamping desa, kepala keuangan desa. instansi, pengelola BUMDes, dan Pokdarwis yang berlangsung di Dermaga 2 Desa Kharst Ramang Ramang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Inovasi berbasis digital

Nando menjelaskan, Desa Detusoko Barat yang berhasil meraih Juara 4 Penghargaan Desa Wisata Nasional berangkat dari kemauan, komitmen, visi, inovasi, kerja keras dan kerja sama dalam mengoptimalkan potensi yang ada di desa yang ia pimpin itu. 

“Mulai dari atraksi wisata berbasis budaya dan kearifan lokal melalui Sanggar Daudole, kuliner, wisata persawahan, wisata edukasi, homestay, hiburan tradisional dan secara khusus pemanfaatan digital dalam pengelolaan BUMDes untuk mengakomodir potensi unggulan yang ada di desa,” bebernya.

Lebih lanjut eks wartawan itu megatakan, di era revolusi industri dengan tuntutan digital yang semakin pesat, inovasi berbasis digital penting untuk digagas, sehingga kita memiliki akses yang cukup untuk mengangkat berbagai potensi desa seiring dengan arus perkembangan digital, misalnya menginisiasi sebuah pasar online. 

Di hadapan para peserta, kepala desa yang pernah kuliah di Amerika Serikat ini memberikan kutipan inspiratif. 

Bahwa sebagai salah satu desa di Provinsi NTT yang notabene jauh dari ibu kota Jakarta dan selalu masuk dalam kategori daerah tertinggal dan terluar, namun ia terus terpacu untuk terus semangat. menjadi desa terdepan dalam hal inovasi dan digitalisasi.

“Kita tidak boleh kalah dengan desa lain di Indonesia, karena membangun desa di era digital ini harus selalu ada dengan inovasi. Inovasi harus bisa mendahului regulasi melalui karya nyata kepada masyarakat. Visi sederhana harus diterjemahkan menjadi misi besar, sehingga desa kita menjadi garda depan menuju Indonesia maju,” kata kepala desa yang juga mantan aktivis PMKRI ini.

Pameran Wisata Ramang Ramang atau Ramang Ramang Tourism Exhibition diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah 6, Sulampua (Sulawesi Maluku Papua) bekerja sama dengan Lembaga Keuangan seperti BRI, BNI, Bank Mandiri, Bank Sulsel, Bank Indonesia dan Bank Syariah.

Dimeriahkan dengan berbagai acara antara lain Workshop BUMDes, Lomba Desain Lanskap Spot Wisata Ramang Ramang, Usaha Matching UMKM, Pameran Produk, Asapeda, tarian dan High Level Meeting.

Galeri foto Ramang Ramang Tourism Exhibition:

(su/kn)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content