Pendeta Saifuddin Ibrahim (kiri) dan Adi Supriadi (kanan). /Kolase Foto: Suaraumat.com/Kun) |
SUARAUMAT.com – Tersangka penistaan agama Pendeta Saifuddin Ibrahim menuding polisi tidak adil dalam menegakkan hukum di Indonesia, terutama kepada mereka yang beragama Kristen. Tudingan ini disampaikan Saifuddin Ibrahim dalam unggahan di kanal Youtube, Sabtu (30/4/2022).
Ia mengawali unggahannya dengan menayangkan konferensi pers sebagai Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Polri Brigjen Ahmad Ramadhan beberapa waktu lalu. Pada konferensi pers tersebut Ramadhan meminta tersangka penistaan agama ini untuk menyerahkan diri.
“Tentu saja saya akan menjadi orang yang setia dengan NKRI. Saya setia dengan perjuangan saya dan juga saya setia untuk mengikuti aturan negara ini,” katanya.
Saifuddin Ibrahim klaim perlakuan polisi berbeda terhadap orang Kristen dengan orang Islam terkait perkara penistaan agama
Ia melanjutkan, orang Kristen yang harus bermasalah dengan hukum diklaimnya sudah sangat banyak terjadi di Indonesia.
Mereka diklaim Saifuddin, harus berakhir di penjara hanya karena perdebatan terkait agama di berbagai media sosial.
Terkait dengan konten Youtubenya, ia mengklaim bahwa sangat banyak unggahannya yang bisa dijadikan bukti dirinya bermasalah dengan hukum, khususnya terkait ujaran kebencian.
“Permasalahan yang pertama adalah, kenapa kasus-kasus yang lebih dulu, seperti Abdul Somad (Ustaz Abdul Somad-red). Sudah banyak juga yang melaporkannya. Kenapa gak ditangkap pak Polisi? Kenapa dibiarkan? Itu menjadi alasan bagi saya untuk membangkang terhadap ancaman saya sebagai orang yang ditetapkan sebagai tersangka di negeri ini,” ujarnya.
Adi Supriadi, Dai Motivator dan Profesional Life Coach di Kota Bandung menanggapi unggahan Pendeta Saifuddin. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Saifuddin tidak lebih kepada agar polisi bisa memenjarakan Ustaz Abdul Somad.
Dalam hal ini sangat mungkin Saifudfin sengaja mengorbankan diri dengan pernyataan penistaan agamanya agar Departemen Agama menghapus 300 ayat Al-Qur’an dilakukan sengaja agar punya alasan untuk memenjarakan Ustaz Abdul Somad (UAS).
Jika Ustaz Abdul Somad di penjara baru Pendeta Saifuddin di penjara. Ini terlihat beberapa kali dia ucapkan dalam statement di media sosialnya.
“Pendeta Saifuddin diduga sedang memprovokasi polisi agar bisa membangun kasus untuk Ustaz Abdul Somad. Sepertinya ada skenario Saifuddin sengaja mengorbankan diri agar di penjara agar bisa membawa Ustaz Abdul Somad ke penjara juga,” ujar Adi Supriadi di akun Twitternya, (3/5/2022).
BACA JUGA: Buru Pendeta Saifuddin Ibrahim alias Abraham Ben Moses, Bareskrim gandeng FBI
Analis dan Pengamat Masalah Sosial Politik Keagamaan ini melanjutkan bentuk kalimat Saifuddin memprovokasi kepolisian adalah dengan menyebut bahwa dengan tidak ditangkapnya Ustaz Abdul Somad pertanda polisi yang sudah dipengaruhi paham-paham yang tidak benar.
“Jelas Saifuddin sedang memprovokasi kepolisian. Saifuddin lupa jika kasus-kasus yang dilaporkan tentang Ustaz Abdul Somad tidak bisa diproses secara hukum. Karena UAS membuat pernyataan di dalam Masjid, di depan jemaah homogen umat Islam,” jelas Adi.
Lanjut Adi, ketika tayang di Youtube diluar tanggung jawab UAS. “Sedangkan Saifuddin sengaja membuat pernyataan di chanel Youtubenya agar Menteri Agama menghapus 300 Ayat dalam Al-Qur’an. Ini penistaan terhadap Islam karena pengunjung heterogen, dan pernyataan Saifuddin tidak dalam rangka menjelaskan ajaran Kristen untuk kalangan Kristen,” tegas Adi Supriadi lagi.
Saifuddin diduga sedang mengolok-olok Kepolisian Indonesia dengan membandingkan kinerja Kepolisian Indonesia dan Amerika tempat Saifuddin kini berada, dan sering kali menyatakan bahwa baru akan pulang ke Indonesia menyerahkan diri kalau dai-dai Muslim sudah ditangkap.
BACA JUGA: Napoleon mau jumpa Pendeta Saifuddin Ibrahim: “Tidak akan saya aniaya, paling ku jilat saja dia”
“Seakan-akan Saifuddin sedang menantang Kepolisian Indonesia. Bisa tidak menangkapnya di Amerika, dan Saifuddin seakan memberikan pesan tersembunyi bahwa polisi akan mudah dalam pekerjaan untuk menangkapnya jika polisi bisa memenjarakan Dai-Dai Muslim terutama Ustaz Abdul Somad.
Adi mengatakan, dalam penyampaiannya di Channel Youtubenya Saifuddin sedang mengajukan opsi membuat kesepakatan dengan pihak kepolisian. Dia menyerahkan diri dengan jaminan penuh dilindungi tetapi dengan syarat tangkap dulu Ustaz Abdul Somad.
“Kita lihat nanti apakah kepolisian tertarik dengan kesepakatan ini atau tetap mengejar Saifuddin ke Amerika. Sampai kapan Saifuddin terus bebas berbicara menista Islam sedangkan kepolisian belum juga menangkapnya?” tanya pria yang aktif menjadi Dewan Penasihat Majelis Taklim Mualaf Ketapang Kalimantan Barat ini.
(Red)