Penulis: Konradus Pfedhu
Foto Ilustrasi Jalan Tol. (Dok. Jasa Marga) |
SUARAUMAT.com – Sebanyak 1,9 juta kendaraan diprediksi akan kembali ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada masa arus balik mudik Lebaran Idulfitri 1443 Hijriah atau 2022.
Jumlah tersebut diprediksi berdasarkan hitungan kendaraan yang meninggalkan Jabodetabek pada arus mudik kemarin.
“Jumlah kendaraan yang akan kembali atau arus balik menuju Jabodetabek dengan memperhatikan jumlah kendaraan yang keluar pada arus mudik dengan total sebanyak 1.979.127,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers, Rabu (4/5).
BACA JUGA: Kemenhub: Arus mudik Lebaran 2022 lebih tinggi dari sebelum pandemi
Ramadhan menyampaikan Polri dan pihak terkait lainnya pun telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mencegah kemacetan saat arus balik.
“Telah menyiapkan langkah-langkah untuk mencegah terjadinya kepadatan lalu lintas pada arus balik mudik Lebaran 2022,” ucap Ramadhan.
Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo membeberkan setidaknya ada tujuh langkah untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat arus balik Lebaran.
Pertama, penerapan one way dari KM 414 atau Gerbang Tol Kalikangkung sampai dengan KM 70 Gerbang Tol Cikampek Utama.
Kedua, menyiapkan dan menyosialisasikan rute alternatif dari Jakarta menuju Bandung saat penerapan one way.
Ketiga, masyarakat diimbau menggunakan jalan alternatif dan tidak menunggu penerapan one way selesai.
Lalu keempat, melakukan manajemen tempat istirahat atau rest area, yakni Rest Area Management System (RAMS).
BACA JUGA: Triliuner teknologi Elon Musk ternyata pernah pacaran dengan Amber Heard janda Johnny Deep
Kelima, mengimbau masyarakat tidak berhenti di bahu jalan jika tidak dapat beristirahat di rest area.
Selanjutnya keenam, menjamin ketersediaan bahan bakar minyak, bengkel dan fasilitas-fasilitas lainnya untuk membantu masyarakat ketika mengalami kendala dengan kendaraannya.
Dan terakhir yakni dengan meminimalisir hambatan di rute alternatif, sehingga kapasitas jalan bisa digunakan optimal oleh volume kendaraan yang dialihkan ke ruas-ruas jalan alternatif.
(knp)