2 Desember 2024

Gus Wal dan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu PNIB Ajak Masyarakat Tolak Dai Provokator Pemecah Belah Bangsa
Ketua Umum PNIB, Gus Wal. [Foto: Suaraumat.com/Istimewa]

SUARAUMAT.com – Indonesia menolak keras para penceramah agama atau dai yang menyampaikan ceramah dengan isinya memecah belah anak bangsa. Hal tersebut ditegaskan oleh AR Waluyo Wasis Nugroho, atau akrab disapa Gus Wal yang juga Ketua Umum (Ketum) PNIB atau Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu.


Dia mengajak masyarakat Indonesia untuk tidak gampang menelan bulat-bulat isi ceramah dari dai provokatif yang hanya memecah belah umat Islam namun dengan bungkusan agama.

“Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) mengajak warga masyarakat untuk menolak dai provokator seperti UAS yang jelas-jelas isi ceramahnya provokatif memecah belah masyarakat, bahkan juga memecah-belah umat Islam,” ucap Gus Wal dalam keterangan tertulis yang diterima Suaraumat.com, Minggu 29 Mei 2022.

Sebelumnya ramai diberitakan Ustaz Abdul Somad Batubara atau UAS ditolak menginjakkan kaki di Singapura. Masyarakat di beberapa daerah seperti di Jombang, Surabaya dan Madura belum lama ini juga menyuarakan penolakannya terhadap UAS.

Gus menambahkan, penolakan terhadap UAS harus dilakukan oleh masyarakat di seluruh penjuru negeri ini demi terciptanya keamanan kedamaian nan ketentraman umat.

“Terlebih jika UAS dan para dai provokator sepertinya menyebarkan ideologi ‘haram’ terlarang HTI khilafahnya, jika itu terjadi kami Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) bersama-sama warga masyarakat siap melawan dan perang total terhadap mereka,” tegasnya.

Gus Wal dan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu PNIB Ajak Masyarakat Tolak Dai Provokator Pemecah Belah Bangsa
PNIB menentang keras propaganda ceramah yang memecah belah persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. [Foto: Suaraumat.com/Istimewa]

Gus Wal mengungkapkan, penolakan dan perlawanan pihaknya tak hanya berlaku bagi UAS, tetapi semua dai termasuk Sugik Nur Raharja dan siapa pun yang berdakwah di atas mimbar, berkhotbah maupun berorasi di mana pun dengan membawa-bawa agama wajib menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam yang dibawa oleh Baginda Rosululloh Nabi Muhammad SAW, yang selalu mengajak kepada ketaqwaan dengan selalu mengajak kepada salam perdamaian dengan penuh kelembutan dan cinta kasih.


“Jadi kalau kembali ada UAS, Sugik Nur Raharja dan lain sebagainya kemudian hari menyampaikan ujaran-ujaran provokasi, propaganda dalam bentuk apa pun yang menyerukan kepada permusuhan, ujaran kebencian kepada suatu golongan, terlebih kepada Negara, maka masyarakat jangan pernah ragu-ragu untuk menolak kehadiran mereka, menolak acara/kegiatan mereka dan meminta atau pun memaksa kepada aparat penegak hukum untuk melarang dan membubarkan acara mereka,” tutur Gus Wal.

Para penceramah yang tidak direkomendasikan Kemenag

Kementerian Agama (Kemenag) pada tahun 2018 mengeluarkan daftar rekomendasi ustaz. Dari 200 ustaz tersebut tidak ada nama Ustaz Abdul Somad dan sejumlah ustaz seperti Adi Hidayat, Hanan Attaki, dan Khalid Basalamah. Selain itu tidak ada juga nama Rizieq Shihab.

Gus Wal menyoroti adanya pembiaran atas corong-corong propaganda yang mengoyak persatuan anak bangsa dan mencederai persatuan dan Kebhinekaan Indonesia.

“Membiarkan corong-corong propaganda eks FPI, HTI, JAT, JAD, NII tetap eksis menyebarkan ajaranya, menyebarkan hoax, ujaran kebencian adalah sama saja dengan membiarkan rusaknya generasi anak bangsa, rusaknya persatuan dan Kebhinekaan, serta membiarkan ancaman terhadap keutuhan Bangsa dan Negara,” terang Gus Wal yang tak pernah kendur menyuarakan kebenaran demi Indonesia dan keutuhannya.

Gus Wal dan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu PNIB Ajak Masyarakat Tolak Dai Provokator Pemecah Belah Bangsa

Dia juga menyebut bangsa Indonesia saat ini mempunyai musuh bersama, yaitu ketidakadilan sosial, narkoba, korupsi, dan bahaya laten HTI FPI pengusung paham terlarang radikalisme terorisme. Jangan biarkan mereka melalui corong-corongnya kembali bangkit merusak generasi muda, menghancurkan Bangsa dan Negara Indonesia.


“Kami PNIB dan rakyat Indonesia menolak da’i-da’i provokator yang anti Pancasila, dan merusak kerukunan anak bangsa di Negeri ini, seperti UAS dan da’i provokator lainnya. Yang sudah terbukti dari jejak rekamnya isi ceramah mereka hanya menebarkan kebencian dan perpecahan di masyarakat bahkan di kalangan umat Islam sendiri,” tuturnya.

Gus Wal juga mengingatkan UAS dengan ceramah-ceramah kontroversialnya, terkadang menyinggung agama lain. Bahkan kelompok Islam yang berseberangan dengannya pun kerap kali menjadi sasaran ceramah UAS.

“Demi mencegah dan menjaga keamanan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia di mana pun, dari ceramah-ceramah da’i provokator yang radikal intoleran, seperti UAS dkk., kami PNIB menolak kedatangan UAS di mana pun dan kapan pun di Indonesia,” tegas Gus Wal

Gus Wal menilai, UAS merupakan penyebar islam radikal dan intoleran yang telah membuat kegaduhan umat.

“Kami sangat keras menolak para da’i provokator adalah karena kami cinta negeri tempat di mana kami dilahirkan, kami cinta tanah air warisan moyang leluhur kami, kami cinta keBhineka-an akan kemajemukan bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari berbagai suku, ras, dan segala keragaman budayanya,” papar Ketum PNIB menegaskan.

Gus Wal mengatakan bahwa Indonesia itu Negara yang majemuk ber-Bhineka Tunggal Ika.

Gus Wal dan Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu PNIB Ajak Masyarakat Tolak Dai Provokator Pemecah Belah Bangsa

“Kami tidak ingin Negeri ini selalu diributkan dan dibuat gaduh oleh para da’i provokator seperti bertahun-tahun yang lampau,” ujarnya.


PNIB dan masyarakat tidak menginginkan persatuan dan kerukunan antarumat beragama dikoyak-koyak, dicabik-cabik oleh UAS dan sejenisnya. Kita semua tidak ingin Pancasila sebagai dasar negara pedoman hidup bermasyarakat dalam bingkai NKRI dihina oleh para da’i provokator.

Gus Wal selalu berpesan kepada masyarakat Indonesia untuk “Bersama Jaga Kampung Desa dari Da”i Provokator, Bahaya Laten FPI HTI PA212 Radikalisme Khilafah Terorisme”.

“Jaga Bangsa, Bela Negara, Lestarikan Pancasila, Merawat Tradisi Budaya Nusantara,” pungkasnya.
[Sum/kp]

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content