16 Januari 2025

Tolak Keras Ideologi Khilafah! Markas Khilafatul Muslimin Solo Didatangi Polisi, Copot Paksa Papan Nama Pengasong Khilafah Ini
Polisi mencopot paksa plang nama Khilafatul Muslimin di Kota Solo yang ternyata sudah berdiri sejak 6 tahun silam. [Foto: Dok. Viva.co.id]


SUARAUMAT.com – 
Diduga sebagai organisasi terlarang pengasong khilafah radikalisme terorisme dan intoleransi yang bernama Khilafatul Muslimin belakangan ini menampakkan dirinya di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Mereka dengan berani membagi-bagikan selebaran ajakan, dan berkonvoi di jalanan. 

Masyarakat pencinta Ideologi Pancasila pun heboh, termasuk di jagat maya, sembari meminta aparat berwajib dalam hal ini kepolisian untuk bertindak tegas.

Selain seruan masyarakat, ternyata tindakan kelompok khilafah ini membuat aparat kepolisian tidak tinggal diam, dan bergerak cepat menangkap pimpinan tertingginya yang bernama Abdul Qadir Hasan Baraja. 

Tidak berhenti, polisi terus bergerak membersihkan semua atribut yang diduga berkaitan dengan sempalan teroris internasional ini. 

Terbaru dikabarkan papan nama markas Khilafatul Muslimin wilayah Kota Solo, Jawa Tengah yang dipasang di salah satu rumah warga dicopot oleh petugas Polresta Solo, Kamis, 9 Juni 2022.

Ternyata usut punya usut, markas organisasi yang diduga teroris pimpinan Abdul Qadir Hasan Baraja itu telah berdiri di Kota Solo sejak enam tahun silam. 

Pencopotan papan nama organisasi terlarang itu dipimpin langsung oleh Kepala Polresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak dan dikawal ketat aparat gabungan Polresta Solo yang menenteng senjata laras panjang. 

Markas Khilafatul Muslimin Kota Solo beralamat di Jalan Sawo 4, Karangasem, Laweyan. Markas itu menempati rumah salah satu pengikut Khilafatul Muslimi yang bernama Walimin, seorang pedagang tahu di Pasar Sangkrah, Solo.

Sebelum mencopot papat nama itu, Ade Safri Simanjuntak dan petugasnya menyodorkan surat pemberitahuan untuk pencopotan papan nama kepada pemilik rumah. Tetapi sang pemilik rumah Walimin sedang berdagang tahu di pasar sehingga surat tersebut diterima oleh istrinya, Sri Lestari. 

Ade juga menyodorkan surat undangan yang ditujukan kepada suami Sri Lestari agar memenuhi panggilan polisi di Markas Polresta Solo pada Senin pekan depan. Surat panggilan untuk mengklarifikasi mengenai pengurus Khilafatul Muslimin Ummul Quro Kota Solo.

Setelah menemui perwakilan pemilik rumah, sejumlah polisi yang berpakaian sipil langsung mencopot papan nama yang terpasang di depan tembok rumah. Dengan menggunakan kunci inggris, petugas mencopot satu per satu baut papan tersebut. 

Usai berhasil dilepas, papan nama dibawa menuju ke Markas Polresta Solo untuk dijadikan sebagai barang bukti. Ade Safri mengatakan, warga setempat menolak keberadaan organisasi yang hendak mengganti Pancasila dengan ideologi khilafah itu (Khilafatul Muslimin Ummul Quro) di kompleks permukiman mereka. 

“Kita telah melepas plang atau papan nama Khilafatul Muslimin, baik terkait papan nama ummul qura Solo maupun kemas’ulan Laweyan ini. Ada dua plang yang kita amankan dalam siang hari ini,” katanya. 

Menurut dia, proses pemanggilan terhadap para pengurus Khilafatul Muslimin Kota Solo sebagai tindak lanjut dari pengembangan penyelidikan Polres Klaten atas kegiatan konvoi Khilafatul Muslimin beberapa waktu lalu di wilayah Klaten. 

“Koordinasi efektif sudah kita lakukan untuk mengungkap, mencari, atau menemukan apakah peristiwa yang terjadi merupakan tindak pidana atau bukan. Nanti kita akan tindak lanjuti melalui gelar perkara terkait dengan penyidikan yang kita lakukan, apakah naik ke tahap sidik selanjutnya. Nanti kita tunggu update-nya,” ujarnya.

Tolak Keras Ideologi Khilafah! Markas Khilafatul Muslimin Solo Didatangi Polisi, Copot Paksa Papan Nama Pengasong Khilafah Ini
Papan nama organisasi Khilafatul Muslimin yang diduga sempalan teroris internasional di Kota Solo dicopot paksa oleh polisi. [Foto: Dok. Viva.co.id]


Ketua RW 9 Karangasem, Anung Sapto Hartono, mengungkapkan kantor dan markas Khilafatul Muslimin telah berdiri sejak lama. Meski demikian, pemilik rumah yang dijadikan sebagai markas Khuilafatul Muslimin itu juga seperti warga pada umumnya, bersosialiasi dengan warga dan mengikuti kegiatan di kampung. 

“Sekitar hampir enam tahun lebih kantor itu berdiri di sini tapi tidak izin. Aktivitasnnya biasa saja, juga ikut jemaah di masjid, ikut arisan, ikut kerja bakti, dan aktif berbaur dengan masyarakat,” kata dia.

Sebagian besar pengikuti yang mendatangi markas Khilafatul Muslin bukan merupakan orang kampung setempat tetapi orang luar. Biasanya mereka datang untuk mengikuti pengajian yang digelar secara rutin. 

“Kebanyakan yang datang ke sini pendatang. Kalau orang sini enggak ada yang ikut. Aktivitasnya kalau malam itu hanya pengajian setiap hari Rabu dan Kamis yang diikuti sekitar 15 orang,” ujarnya.

Editor: Konrad

Sumber: Viva.co.id

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content