Foto ilustrasi. [Tangkapan layar Freepik/Starline] |
Konradus Fedhu – SuaraumatGayaHidup
JAKARTA, SUARAUMAT.com – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan peningkatan kasus virus corona atau Covid-19 dalam beberapa hari terakhir harus lebih diwaspadai oleh masyarakat Indonesia.
Menurutnya, semua pihak harus lebih memperketat protokol kesehatan (prokes) di sejumlah tempat, seperti ruang publik yang kerap dijadikan tempat berkumpul.
“Waspada dari mana? Dari seluruhnya baik itu pintu masuk, di masyarakat, di tempat-tempat sering berkumpul,” kata Syahril dalam diskusi secara virtual, Kamis (23/6/2022).
Syahril mengatakan, masyarakat diharapkan tetap berhati-hati terhadap penularan virus corona dengan tetap menggunakan masker meski berada di luar ruangan.
Dia mengatakan, pelonggaran penggunaan masker di area terbuka bukan berarti bebas dari masker.
“Jangan sampai nanti ada euforia ada pelonggaran pakai masker maka semuanya tidak pakai masker, bukan begitu,” ujarnya.
Lebih lanjut, kata Syahril, sudah saatnya masyarakat meningkatkan kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta mengikuti program vaksinasi Covid-19.
“Kita sering dengar kita bersahabat atau terbiasa hidup berdampingan dengan omicron, (jadi) boleh ada omicron tapi kita tak sakit berat,” ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, kasus Covid-19 di Indonesia meningkat di atas 1.000 kasus selama 6 hari berturut-turut. Wiku mengatakan meskipun peningkatan kasus Covid-19 saat ini tidak seperti sebelumnya, menurutnya ini adalah peringatan.
“Dengan jumlah kasus yang selalu kita pertahankan di bawah angka 1.000 selama 2 bulan terakhir, ini merupakan alarm yang perlu kita waspadai,” kata Wiku dalam konferensi pers melalui kanal YouTube BNPB, Selasa (21/6/2022).
Wiku mengatakan, kasus positif Covid-19 mingguan meningkat 105 persen yaitu menjadi 7.587 dari sebelumnya 3.688 kasus. Sementara itu, kasus aktif Covid-19 mingguan meningkat menjadi 8.594 dari sebelumnya 4.734 kasus.
“Angka ini (kasus aktif) disumbangkan paling banyak oleh DKI Jakarta yaitu naik 2.769 kasus, Jawa Barat naik 686 kasus dan Banten naik 285 kasus,” ujarnya.
Wiku menjelaskan, kasus kematian mingguan akibat Covid-19 juga meningkat menjadi 44 dari sebelumnya di angka 28 kasus. Selain itu, kasus sembuh mingguan menurun menjadi 97,28 persen.
Selanjutnya, angka positivity rate mingguan meningkat selama 4 pekan berturut-turut menjadi 2,23 persen dari sebelumnya 0,33 persen.
“Tentunya angka ini harus tetap kita tekan, sehingga tidak mendekati 5 persen dengan terus gencar peningkatan testing di tengah masyarakat,” ucap Wiku.
Lepas masker dia area terbuka
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 17 Mei 2022, membolehkan masyarakat tidak memakai masker, jika sedang beraktivitas di ruang terbuka dan tidak padat orang.
Dalam pengumumannya, Presiden juga memberikan penjelasan mengenai siapa saja yang disarankan tetap memakai masker.
“Bagi masyarakat yang masuk kategori rentan, lansia atau memiliki penyakit komorbid maka saya tetap menyarankan untuk menggunakan masker saat beraktivitas,” ungkap Presiden Jokowi.
“Demikian juga bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek maka tetap harus menggunakan masker ketika melakukan aktivitas,” tegas Jokowi.
Kemudian, pemakaian masker juga tetap harus dilakukan jika masyarakat beraktivitas di ruangan tertutup. Begitu juga jika masyarakat berada di dalam transportasi publik.
“Untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap harus menggunakan masker,” tutur Jokowi.
Covid-19 meroket lagi, Kemenkes dan institusi terkait sudah memberi peringatan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu poin penting dari semua ini adalah kembali menerapkan prokes ketat.
Seyogyanya penerapan prokes seperti perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi gaya hidup baru. Serta mengikuti program vaksinasi Covid-19 sebagai tambahan utama untuk melengkapinya.
Mari jadikan prokes sebagai standar gaya hidup sehat terbaru di tengah-tengah kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, karena ancaman selalu ada, bukan hanya dari corona virus tetapi juga penyakit berbahaya lain.
(kn/sum)