15 Januari 2025

No Life atau NoLep dan istilah “zaman now” disrupsi teknologi di tengah kehidupan manusia
Foto ilustrasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence. /Freepik

Penulis: Agung Puguh Ristanto – SuaraumatNews

SUARAUMAT.com – Secara ilmu metafisika (ngelmu), penyihir perlu belajar sendirian dalam jangka waktu yang panjang, belajar menjaga mentalis, diam, dan mematikan hawa nafsu yang ada di jiwa. 

Bisa saja berakibat bicara tanpa henti untuk masuk isolasi mental, tanpa dialog internal, saya pastikan dunia akan runtuh dengan sendirinya.

Di manakah pemuda hari ini, di atas meja post office saya menemukan buku catatan harian karyawan. 

Dari isinya, saya akan memberikan jawaban yang tepat untuk mengingatkan, tidak ada satu orang pun yang akan memberi tahu anda tentang isu-isu teknologi dan perkembangan kecerdasan buatan yang pesat juga sesat baru baru ini.

Ayo kita pergi “ngopi” dan bicara konyol. Kerja keras hari ini menukar waras saya, kita pergi tertawa dan tertawa dimana-mana. 

Setelah itu, lakukan penelitianmu, dan buatlah pikiranmu, jangan biarkan pikiran kita bergerak dengan begitu banyak osilasi (ex. ayunan bandul).

Nah untuk menjelaskannya diri kita sendiri tentang masalah kesehatan di dunia ada, “Google it” Tiktok, FB, Instagram, Twitter, dan bla bla bla lainnya, dengan catatan, mengenai dampak kesehatan kita mereka tidak perduli.

Candu teknologi jaringan internet bermutasi kebutuhan komunikasi sosial pascapandemi, seolah memakai dengan benar dari semua ruang tertutup hati-hati hindari situasi kekacauan bahkan udara terbuka, “maaf bestie saya tidak datang di jamuan kopimu” saya juga merindukan kegiatan di sekolah dengan anak-anak teratur, saya juga pernah menyaksikan konser musik bersamanya. 

Semua hampir tidak terdokumentasi, di suatu tempat Anda tersesat tentang dunia mental normal yang sayangnya tidak mengenalmu.

Pertanyaanya, apakah kecerdasan buatan mampu mengembangkan kesadaran? Bagaimana jika kecerdasaan buatan itu membuat pekerja kita tidak berguna mendorong kita menjadi penggangguran. Pada akhirnya, kita hanya duduk dan menggaruk kepala sepanjang hari. Permainan itu dimainkan bersama temanmu yang bermata satu (tidak perduli).

Hukum alam itu kejam dan untuk mendisiplinkannya adalah pikiran manusia, berbeda secara teknis mesin pencarian bekerja penuh waktu. 

Sebuah dokumenter, ok saya bolos kerja, apakah mesin kecerdasaan manusia mampu menggantikan atau mendeteksi kebohongan saya? 

Bos apakah ini penghinaan buat real time?, sekarang ini adalah, “gangguan terbalik” orang-orang dunia maya menggantikan dan belajar pekerjaan dalam tarif bodoh, dan saya ikut orang-orang bodoh belajar pekerjaan dari orang-orang dunia maya.

Dulu saya mencium aroma rerumputan, menyaksikan belalang memakan daun, sekarang dunia maya mendukung keragaman itu. Siapa yang perduli tentang dampak keragamaan kecerdasaan buatan?

Buku saku dan saya karyawan post office seperti pada bagian terakhir tutorial, Negara menahannya sebagai koleksi peradaban, di mesin pemindai pun kami tidak ditemukan. 

Mari, kapan mereka terakhir melihatnya? Ok, sampai sekarang mereka membuatnya melakukan pekerjaan yang didapatkannya sepanjang usia kerja.

Memenjarakan diri (menggila) dengan fokus pendalamaan ilmu pengetahuan tidak dilakukan seorang post office tapi pernah dilakukan ilmuwan besar seperti Charles Darwin (teori evolusi), Robert Chesebrough (Vaseline Petroleum Jelly, produk kecantikan ‘hand and body’) Albert Einstein (teori relativitas), dan Archimedes (hukum Archimedes).

Zaman sekarang peluang inovasi teknologi terbuka luas

No Life atau NoLep dan istilah “zaman now” disrupsi teknologi di tengah kehidupan manusia
Foto ilustrasi ruang server teknologi komputer. /Freepik. 

Nur Rohman 33 tahun, seorang pemuda asal Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). 

Tidak pernah keluar rumah pemuda ini dianggap pengangguran, tidak disangka baru-baru ini mencengangkan perhatian publik, skill yang di-gilai-nya secara otodidak berbuah hasil. 

Nur Rohman bekerja sebagai seorang freelancer menerima pesanan untuk mengelola server saat ada event-event tertentu.

Bahwa suatu hari dia memiliki relasi, menarik melakukan proyek yang dia lakukan untuk server baru tugasnya menulis algoritma perangkat lunak, sekarang Anda dapat memabaca dalam istilah template telekomunikasi khusus. 

Ide menjalankan di lingkungan produksi adalah serangkain rantai kode. Kemudian Nur Rohman mendapatkan kontrak dengan perusahan di Singapura tahun 2018 dengan penghasilan sekitar 350 dollar Singapura.

Sejak saat itu Nur Rohman bisa mendapatkan penghasilan yang tetap dari kontrak tersebut. 

Ia mencoba peruntungan di mancanegara, yang tidak begitu memperhatikan ijazah, tetapi kemampuan dan skill para pe-kerja. 

Kini, Nur Rohman bertanggung jawab mengelola sekitar 50 hingga 70 server yang berada di luar negeri.

Gelombang disrupsi teknologi terus maju menggerus konvensionalisme, pada perkembangannya teknologi relatif tidak senyap, dan masif, teknologi sarat dampak juga prospek. 

Gangguan psikologi menjadi bagian hukum alam yang mampu kita kelola secara kognitif. 

Kecerdasaan buatan masih tergantung juga pada sumber energi buatan, bagaimana jika kelak, anak cucu kita tidak mendapatkan pasokan energi listrik? back to nature!

Editor: Konradus Pedhu

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content