Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam sebuah kunjungan kerja di Bengkulu, Selasa, 12 Juli 2022. [Foto: Kemenko Marves] |
Penulis: Konrad Kun
JAKARTA, SUARAUMAT.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kesal dengan sejumlah pihak yang menyamakan kondisi Indonesia dengan kebangkrutan Negara Sri Lanka. Dia dengan tegas meminta para kritikus untuk membaca kembali data yang ada dengan benar.
“Jadi kalau ada yang ngomong kita mau samakan dengan Sri Lanka, bilang dari saya, sakit jiwa itu. Lihat data-data yang baik. Suruh datang ke saya, dia,” ujar Luhut di Jakarta, Jumat, 15 Juli 2022.
Hal itu disampaikan Luhut saat jumpa pers Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan 5 Destinasi Wisata Super Prioritas (DPSP).
Ia menegaskan, pernyataan itu tidak dimaksudkan untuk menantang pihak-pihak tertentu, tetapi semata-mata agar pihak yang menyamakan ekonomi Indonesia dengan Sri Lanka tidak dibutakan oleh kepentingan politik semata.
“Orang bilang, nih Pak Luhut nantang. Bukan nantang, ya. Supaya dia jangan membohongi rakyatnya, jangan kepentingan politiknya dibikin-bikinin,” ucapnya.
Padahal, lanjut pensiunan jenderal tentara itu, dalam keadaan sulit seperti saat ini, semua pihak harus kompak.
“Jangan membohongi rakyatnya. Itu saya nggak suka melihat itu. Jadi untuk dia populer, dia bikin berita-berita bombastis yang membohongi rakyat. Itu saya pikir ndak adil dan tidak benar,” ujar Luhut.
Sebab, menurut Luhut, kenyataannya perekonomian Indonesia masih yang terbaik di dunia di tengah gejolak perang antara Ukraina dan Rusia.
“Kalau kita lihat Indonesia ekonomi terbaiknya di dunia di tengah di gejolak perang Ukraina ini,” tuturnya.
Luhut kemudian mengungkapkan sejumlah indikasi perekonomian nasional dalam kondisi kuat. Dua di antaranya adalah kinerja ekspor yang positif selama 26 bulan terakhir. Selain itu, tingkat inflasi juga terjaga dengan baik.
“Kita salah satu negara yang inflasinya terbaik di dunia. Ini perlu kita syukuri,” kata Luhut.
Waspada dari Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mewaspadai potensi resesi yang akan menghantui Indonesia karena Indonesia berada di peringkat 14 dari 15 negara di Asia yang berpeluang mengalami resesi ekonomi, berdasarkan survei terbaru Bloomberg.
“Kami tidak akan terlena, kami tetap waspada,” kata Sri Mulyani, Rabu 13 Juli 2022.
Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan menggunakan semua instrumen kebijakan, termasuk fiskal, moneter, sektor keuangan, dan regulasi lainnya untuk memantau kemungkinan resesi, terutama regulasi dari korporasi dalam negeri.
Adapun dalam survei Bloomberg, Indonesia berada di peringkat 14 dengan probabilitas resesi sebesar tiga persen, jauh dari Sri Lanka yang menempati posisi pertama dengan potensi resesi 85 persen.
Setelah Sri Lanka, ada Selandia Baru 33 persen, Korea Selatan 25 persen, Jepang 25 persen, dan China 20 persen.
Saat ini, Sri Mulyani menilai persentase potensi resesi Indonesia sangat rendah. Hal ini menggambarkan ketahanan pertumbuhan ekonomi domestik, indikator neraca pembayaran, hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kuat.
“Dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga kita juga relatif baik,” tuturnya.
(sum/kn)