16 Januari 2025

Cara mengobati alergi secara mandiri sebuah rekomendasi untuk Anda
Ilustrasi Alergi. [Foto: Pixabay/Cenczi]

SUARAUMAT.com – Kondisi alergi yang dipunyai seseorang merupakan salah satu kondisi kesehatan yang dialami oleh banyak orang. Masalah kesehatan ini dapat dipicu oleh berbagai hal yang berbeda satu dengan yang lain.


Alergi adalah penyakit kronis. Artinya, penyakit ini akan terus ada karena merupakan kelainan atau abnormalitas pada sistem imun yang terlalu sensitif. Namun, alergi bukanlah penyakit yang mematikan.

Menurut Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Zullies Ikawati, alergi yang bisa datang sewaktu-waktu memerlukan pengobatan sendiri atau swamedikasi.

“Kita harus bisa mencoba mengatasi sendiri. Ada istilah namanya swamedikasi. Ini didefinisikan sebagai upaya pengobatan yang dilakukan secara mandiri untuk mengobati gejala atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu,” ujar Zullies beberapa waktu lalu.

Definisi ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No. 919/MENKES/PER/X/1993.

Menurut Zullies, pengobatan sendiri (swamedikasi) sangat cocok untuk pasien alergi. Mengingat penyakit ini bisa muncul secara tidak terduga.

Dalam pengobatan sendiri, penderita alergi dapat mengonsumsi obat-obatan tertentu sesuai petunjuk apoteker. Apoteker akan memilih obat yang paling tepat sesuai dengan kondisi masing-masing pasien alergi.

“Apoteker bisa sangat membantu dalam memilih obat.” Pengobatan sendiri merupakan pilihan dalam manajemen pengobatan alergi, terutama jika alerginya tidak parah.

Selain pengobatan sendiri, dalam beberapa kasus pasien mungkin memerlukan obat sehingga harus datang ke apotek atau farmasi untuk mendapatkan obat.

Butuh pertolongan dokter pada beberapa kasus

Namun, pada kasus yang lebih serius, pasien bisa saja membutuhkan pertolongan dokter.

“Mungkin sebagian lagi akan datang ke dokter umum, biasanya tergantung juga dengan tingkat keparahannya. Kalau memang terasa sangat mengganggu mereka mungkin akan datang ke dokter umum untuk mendapatkan diagnosa yang tepat dan diresepkan obat,” jelas Zullies.

“Kalau sudah lebih berat, pasien bisa datang ke spesialis seperti alergologi atau tergantung pada jenis alerginya. Kalau pilek alergi datangnya ke dokter spesialis THT (telinga, hidung, tenggorokan). Kalau alergi kulit mungkin ke dokter spesialis kulit,” uajrnya menambahkan.

Terkait pengobatan mandiri, pasien tidak diharuskan berangkat ke rumah sakit, melainkan dapat menggunakan obat-obatan tanpa resep yang bisa diperoleh di apotek.

“Nanti akan dipandu oleh apoteker dalam pemilihan obatnya,” katanya.

Ini merupakan suatu tantangan bagi apoteker. Jika melayani pasien alergi maka perlu ditanya riwayatnya. Biasanya, alergi menurun dari anggota keluarga.

Apoteker kemudian dapat memberikan obat-obatan yang dapat diminum tanpa resep. Sebelum memberikan obat, apoteker harus memahami mekanisme alergi.

(red)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content