Gimmick Komunikasi Tikus Di bawah Matahari yang Kini Condong Sebelah Barat Sebentar Lagi Senja tiba Keindahan pun Berganti /Freepik |
SUARAUMAT.com – Prestasi korup rezim dengan keseluruhan skor tertinggi, menunjukkan gelombang tiba-tiba dan periode kontrol yang relatif baik.
Sementara mereka atau masyarakat yang merasakan goncangan dengan berbagai penyebab dan konektivitas jauh lebih kuat dari lalu lintas manusia, dari prosesi pemilu hingga kasus Ferdy Sambo seorang Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi sekarang sudah dipecat.
Sambo lulusan Akademi Kepolisian tahun 1994. Menduduki jabatan tertinggi di Polri sebagai Kadiv Propam Polri mulai tahun 2020.
Kasus Ferdy Sambo vs kenaikan BBM melambung tinggi. Bersamaan juga pemberitaan hacker Bjorka meretas data pejabat Negara dan sejumlah dokumen surat menyurat milik Presiden Jokowi, termasuk surat yang dikirim Badan Intelijen Negara (BIN).
Akhir-akhir ini peristiwa demi peristiwa menjerat publik figur (oknum eksekutif, legislatif dan yudikatif), masyarakat hanya menyaksikan sederet peristiwa seolah-olah menelan gempa bumi.
Hal ini terjadi akibat ketidakbecusan pemerintahan dalam fungsi pengawasan. Baru saja mentas dari WFH kerja dari rumah gara-gara pandemi.
Para dewan yang terhormat sudah mengalami perubahan pola pikir dari melindungi yang lemah menjadi mencekik yang lemas.
Saya akan RIP jika situasi masyarakat ini diamanahkan solusi mandiri seperti pada kasus corona yang menjadi gimmick komunikasi dengan tanggung jawab individu kita.
Kuota untuk menebus Bantuan Langsung Tunai (BLT) sepertinya kembali trend (subsidi?).
Tdak seperti pola terdahulu penerima yang diidentifikasikan melalui basis data sehingga siapa pun yang ditawarkan harus hadir dalam pemilih tetap (target), ini kejahatan minimal yang bisa saya bayangkan.
Saya akan RIP jika situasi masyarakat ini diamanahkan solusi mandiri seperti pada kasus corona yang menjadi gimmick komunikasi dengan tanggung jawab individu kita.
Kuota untuk menebus Bantuan Langsung Tunai (BLT) sepertinya kembali trend (subsidi?).
Tdak seperti pola terdahulu penerima yang diidentifikasikan melalui basis data sehingga siapa pun yang ditawarkan harus hadir dalam pemilih tetap (target), ini kejahatan minimal yang bisa saya bayangkan.
Karena mungkin tidak mungkin penerima itu harus hadir atau diam pada kebijakan penguasa.
Manusia luar biasa yang menyebut diri Anda wakil rakyat, tidak mampu mengawal dan mngawasi mesin negara, pemangku kebijakan membuat atau mengamandemen seyogya-nya mendaur ulang limbah rumah tangga.
Penjelasan kecil digulirkan pemerintah terkait dengan kenaikan harga BBM, dan tak kalah penting dari postingan para buzzer untuk membentuk opini bahkan melawan dengan pola sistematis, siapa saja yang menentang kebijakan pemerintah.
Kini para buzzer berjuang sendiri dengan sedikit Key Opinion Leader (KOL).
Para buzzer tidak lagi cengeng dengan menanggapi perbedaan itu suatu yang melanggar dengan mengaitkan hashtag (#) mabespolri hashtag (#) bareskrim.
Sayang disayang instansi kepolisian kini terancam eksistensinya terkait kasus Ferdy Sambo yang banyak melibatkan petinggi kepolisiaan itu sendiri, kemana para buzzer mengadu kini?
Seperti apa duet kasus ini dengan kebijakan kenaikan BBM.
Kaum liberal sudah bertahun-tahun dengan kemunafikan yang dahsyat menelan korban.
Bertahun-tahun puluhan kejahatan negara berkembang dengan banyak orang mati dan sekarang mereka mengejar emosi masyarakat.
Konskuensi dan sanksi terhadap aparat korup dan pembunuh menyerang sebagai korban, seolah hanya sebuah permainan catur dengan pemenang dan pecundang penontonnya merayakan hasilnya, mereka tidak lebih baik.
Orang mati sudah menjadi korban atau bisa jadi tersangka baru, dan yang diperlukan sekarang adalah kehilangan realitas publik.
Berhati-hati agar kita tidak di pihak yang salah. Bicara tentang kasus sang jenderal dan kenaikan BBM kenyataannya tidak seperti yang direnungkan media.
Terlihat hampir tidak nyata atau sebuah simulasi drama.
Mari kita dekati mereka dengan sedikit sensitivitas.
Bisa menjadi pesan terakhir adalah bukti cinta, menyelamatkan istri (Putri Candrawathi) berarti menyelamatkan masa depan anak anak.
Dan mungkin kebanyakan orang lupa bahwa semuanya itu diangkat dengan sumpah kepada Tuhannya .
Matahari kini sudah condong ke sebelah barat sebentar lagi senja dengan keindahannya berganti.
Demonstrasi terjadi berkesinambungan di Ibu Kota, namun tidak semua media nasional menayangkan secara eksplisit (gamblang, tegas, terus terang dan tidak berbelit-belit) hanya sekadar framing terkait tuntutan masyarakat dalam hal ini terwakili oleh mahasiswa.
Anggota Dewan yang terhormat sudah tak lagi menjadi pejuang aspirasi masyarakat.
Tentang polisi dan mahasiswa di lapangan. Situasi yang mereka alami benar benar perjuangan, mereka telah meninggalkan hidup mereka.
Di luar dengan matahari memukul mereka. Berdiri sepanjang hari, dan setidaknya mereka berusaha menaruh secangkir air mineral untuk orang miskin, paling tidak sebagai pelepas dahaga dan efek penenang dari BBM melambung tinggi.
Tidak seperti yang berkepentingan memberikan suguhannya buat mereka-mereka duduk manis dengan sofa empuk dan sejuknya pendingin ruangan, dalih untuk kepentingan masyarakat.
Menurut informasi yang belum dikonfirmasi mari kita katakan bersama, sebentar lagi isu/kasus terorisme akan menjadi tranding topik, jangan biarkan rakyat miskin lantas terus-terusan kalian bodohi dan membeli kami dengan harga minus Rp!
“Sekarang media massa harus kembali independen dan berjuang bersama rakyat dan mahasiswa!”, ……..Rp?***