Inggris Krisis Biaya Hidup! PM Liz Truss Cabut Dianggap Tidak Becus Ngurus Ekonomi Negara Pangeran Charles itu. [Foto: NewsSky.com] |
SUARAUMAT.com – Kabar mengejutkan datang dari Inggris. Perdana Menteri mereka Liz Truss mundur dari kursinya buntut krisis ekonomi dan biaya hidup yang tengah melanda negeri Pangeran Charles tersebut.
Bukan hanya itu, penyebab Liz Truss mundur juga diakibatkan adanya mosi tidak percaya dari anggota partainya sendiri, Tory.
Perdana Menteri (PM) Inggris Liz Truss mengajukan pengunduran dirinya dari jabatannya pada hari Kamis (20/10/2022).
Hal ini di tengah kondisi ekonomi Big Ben yang belum membaik.
Pada konferensi pers di luar kantornya, Downing Street, dia mengakui bahwa dia tidak dapat membalikkan situasi ekonomi negaranya.
Inggris saat ini menghadapi krisis biaya hidup, dengan inflasi September sebesar 10,1% (yoy), rekor dalam 40 tahun.
“Karena itu saya telah berbicara dengan Yang Mulia Raja (Charles III) untuk mengumumkan bahwa saya mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif,” ujarnya dikutip News.sky.com, dikutip Suaraumat.com Jumat (21/10/2022).
Kronologi
Liz Truss sendiri diangkat menjadi PM pada 6 September, hanya dua hari sebelum Ratu Elizabeth II meninggal. Dia terpilih setelah mengalahkan sesama Tory, mantan menteri keuangan Boris Johnson, Rishi Sunak.
Lizz Truss bukan orang baru.
Di kabinet Johnson, yang mengundurkan diri karena skandal pelecehan seksual, ia menjabat sebagai menteri luar negeri.
Awalnya, saat pemilihan PM digelar, kebijakan ekonomi Truss tampak meyakinkan.
Namun dalam perjalanannya, kebijakan ekonomi inilah yang membuatnya mendapatkan mosi tidak percaya, bahkan dari partainya sendiri.
Liz Truss dan mantan menteri keuangannya, Kwasi Kwarteng, telah meluncurkan ‘anggaran mini’ untuk membiayai stimulus kenaikan harga energi.
Nantinya, hal tersebut akan dibiayai dengan menambah utang.
Liz Truss juga membahas kebijakan pemotongan pajak (tax cut).
Salah satu poinnya adalah penghapusan pajak senilai 48 miliar dollar AS, tanpa pengurangan belanja negara, termasuk 45% pajak penghasilan kepada penerima tertinggi.
Liz Truss juga berencana menaikkan batas bonus bankir. Downing Street juga membatalkan rencana kenaikan pajak perusahaan serta kenaikan baru-baru ini dalam kontribusi asuransi nasional.
Hal tersebut dipandang sebagai ‘racun politik’. Apalagi warga Inggris saat ini tengah menghadapi krisis biaya hidup.
Kebijakan-kebijakan Liz Truss juga dianggap berlawanan dengan kenaikan suku bunga bank sentral.
Akibat manuver ini, terjadi kekacauan di pasar obligasi dan mata uang poundsterling jatuh ke level terendahnya.
Kwarteng sendiri telah dipecat akhir pekan lalu. Ia kemudian digantikan oleh Jeremy Hunt.
Makin goyang
Meski demikian, ketidakpercayaan ke kabinet Liz Truss makin menjadi. Sejumlah anggota Partai Konservatif bahkan memintanya mundur.
Liz Truss dianggap tidak becus mengatasi krisis ekonomi saat ini. Ia pun disebut merusak kredibilitas partai.
“Negara kita, rakyatnya, partai kita pantas mendapat lebih baik,” ujar salah satu politisi Andrew Bridgen.
“Truss telah merusak kredibilitas ekonomi Inggris dan memecah belah partai kami,” tambah anggota Tory lain, Jamie Wallis.
Menurut jajak pendapat akhir pekan lalu, partainya bisa kehilangan 219 kursi di parlemen karena dirinya.
Mengutip The Guardian, sebanyak 100 surat tidak percaya dilaporkan telah diajukan oleh anggota parlemen senior Tory.
Akibat kebijakan ekonominya juga, jajak pendapat YouGov untuk surat kabar The Times mengatakan 43% pemilih Partai Konservatif menginginkan Truss mundur di Downing Street.
Menteri resign dan pertemuan “4 Mata”
Rabu, secara mengejutkan tokoh penting di pemerintahannya, Suella Braverman, mundur sebagai menteri dalam negeri.
Braverman sendiri menggunakan alasan telah melanggar aturan, dengan mengirimkan dokumen resmi dari akun email pribadinya, sebagai penyebab.
Tapi dalam surat resmi, ia mengecam Truss. Ia menyebut “khawatir dengan arah pemerintah saat ini”.
“Bisnis pemerintah bergantung pada orang yang menerima tanggung jawab atas kesalahan mereka,” katanya.
“Berpura-pura kami tidak melakukan kesalahan, melanjutkan seolah-olah semua orang tidak dapat melihat bahwa kami telah melakukannya dan berharap bahwa semuanya akan menjadi benar secara ajaib, bukanlah politik yang serius,” jelasnya.
Sebagai informasi, Braverman sendiri adalah tokoh populer di sayap kanan Partai Konservatif.
Ia pendukung kebijakan imigrasi yang lebih ketat dan sempat mencalonkan diri sebagai pemimpin partai musim panas ini, sebuah kontes yang kemudian dimenangkan Liz Truss.
Kamis pagi, Liz Truss mengadakan pertemuan “empat mata” dengan Graham Brady, politisi Konservatif lain, yang bertanggung jawab atas suara kepemimpinan dan perombakan.
Brady sendiri juga mengepalai Komite 1922 yang memiliki wewenang mengajukan surat tidak percaya pada PM.
Pascapertemuan itu, Liz Truss mengumumkan pengunduran dirinya. Padahal ia baru menjabat 45 hari. ***
(CNBC International/red/sum)