18 September 2024

PNIB: Jangan Biarkan FPI HTI Bangkit Kembali Ciptakan Kehancuran dan Sebarkan Radikalisme Khilafah Terorisme
PNIB: Jangan Biarkan FPI HTI Bangkit Kembali Ciptakan Kehancuran dan Sebarkan Radikalisme Khilafah Terorisme. [PNIB File]

SUARAUMAT.com – Ketua Umum PNIB (Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu) AR. Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal) meminta pemerintah dan aparat penegak hukum dalam hal ini TNI Polri untuk tegas menindak FPI dan HTI di Indonesia yang masif ingin bangkit kembali.

Mengingatkan kembali bahwa dua organisasi tersebut sudah dilarang oleh pemerintah.

Tetapi pertanyaannya, larangan seperti apa, dan ketegasannya sejauh mana.

Faktanya, masih banyak gerakan-gerakan yang diduga dilakukan oleh HTI dan FPI sampai saat ini.

Tidak ada yang dipenjarakan oleh pemerintah tokoh-tokoh dari dua organisasi terlarang itu.

Atas fakta tersebut Gus Wal pun meminta pemerintah dalam hal ini aparat kepolisian untuk lebih tegas lagi melarang aktivitas FPI dan HTI di Indonesia.

Dia khawatir kalau hal ini dibiarkan akan muncul kembali eks FPI dan HTI NII di tengah masyarakat.

Menurut Gus Wal FPI, HTI, NII dan antek-anteknya yang kini mencoba bakit kembali itu merupakan kelompok pangasong khilafah yang sangat jelas anti Pancasila.

Pasalnya, usai dilarang oleh pemerintah, FPI dan HTI makin panik hingga membabi-buta dalam melakukan berbagai propaganda.

Masih segar dalam ingatan rakyat Indonesia, kelompok serupa FPI, HTI, dan NII yaitu Khilafatul Muslimin membuat kegaduhan di tengah mayarakat.

“Mau Khilafatul Muslimin, FPI, HTI, NII yang mencoba kembali bangkit kembali atau wadah apa pun yang mengancam kedaulatan bangsa wajib kita tolak,” ujar Gus Wal.

Lebih jauh, aktivis anti khilafah itu menegaskan kalau kegiatan yang mengganggu kedamaian, keamanan, ketertiban, ketentraman rakyat Indonesia harus dilawan.

“FPI, HTI dan NII dan sejenisnya yang mencoba bangkit kembali ini ingin mengganti Pancasila dengan Khilafah, maka wajib bagi kita untuk melawan dan menolak mereka, mulai keberadaannya, kegiatannya dan penggunaan simbol maupun atributnya,” katanya.

Dia pun menegaskan seluruh wilayah NKRI harus tegas menolak bangkit kembalinya FPI, HTI dan organisasi yang beririsan dengannya.

“Tak hanya Jakarta, Surabaya, Bandung hingga Jombang, harus seluruh wilayah NKRI ini dengan tegas nan keras menolak ormas radikal pengasong khilafah dan pendukung terorisme seperti khilafatul muslimin, FPI HTI NII, sampai kiamat,” kata Gus Wal.

Gus Wal mengatakan bahwa FPI HTI NII telah sah secara hukum dan konstitusional sebagai organisasi terlarang di NKRI.

“Itu artinya keberadaan FPI, HTI, NII, mutlak dilarang melakukan kegiatan, aksi, juga dilarang menggunakan logo/atributnya,” tandasnya.

Paham ataupun ideologinya juga merupakan haram dan terlarang, tidak boleh digaungkan, disebarkan dan diajarkan kembali,” tegas Gus Wal lagi.

Namun apa lacur, FPI mencoba lahir kembali dengan mengganti namanya.

Sebagaimana diketahui FPI mengganti namanya menjadi Front Persaudaraan Islam dari sebelumnya Front Pembelas Islam.

“Dari susunan nama-nama yang banyak berseliweran di media online dan media sosial kepengurusan Forum Persaudaraan Islam sebut saja FPI baru banyak terdapat sisa-sisa nama-nama dari FPI yang telah dibubarkan dan dilarang keberadaannya dan segala bentuk kegiatan aktivitasnya,” katanya.

“Sebut saja Novel Bamukmin, Sobri Lubis, Hanif Alatas, Azis Yanuar dll.”

“Mereka adalah orang-orang yang selama ini menjadi bagian dari public enemy rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Kalaupun toh ada sebuah ‘Penghargaan Orang-orang Ter-eneg se-Indonesia’, maka merekalah sudah pasti jadi nominator-nominatornya,” ucap Gus Wal.

Gus Wal mengungkapkan bahwa muka-muka lama mirip wajah-wajah bengis Taliban masih banyak dan tersedia di susunan struktural FPI baru yang berseliweran di media online, medsos dan WhatsApp.

“Kita tetap harus waspada dengan mereka, kita bisa berkaca pada Taliban bagaimana cara mereka dahulu bermertamorfosis hingga banyak menghancurkan heritage-heritage penting di Afghanistan dalam periode awal-awal mereka berkuasa,” jelas Gus Wal.

“Mau ganti nama apa pun jika paham ideologinya masih sama, tabiat, gerakan, ghiroh dan hobinya masih sama, maka mau berganti nama berjuta-juta kalipun FPI akan tetap menjadi public enemy rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke,” kata Gus Wal.

“Lantas apakah kita sebagai rakyat Indonesia yang tidak mau bangsa negaranya terus dicabik-cabik kebhinekaan, kerukunan, ketentraman, keamanan, serta persatuannya oleh FPI, seperti yang sudah-sudah di masa lalu, hanya diam dan membiarkan FPI kembali berdiri?” tanya Gus Wal geram.

“Satu jawaban yang pasti adalah kami menolak FPI bangkit kembali meskipun telah berganti nama, warna atau berganti apa pun. Sekali dilarang dan dibubarkan, maka itu sudah paten tidak boleh diganggu gugat,” jelas Gus Wal.

“Kami PNIB dengan tegas menolak keras FPI berdiri bangkit kembali,” Gus Wal menegaskan.

“Tak hanya menolak FPI, kami juga dengan tegas menolak keras HTI dan NII,” tambahnya.

Dilanjutkannya, “FPI, HTI, NII haram terlarang sampai kapanpun juga adalah harga mati.”

“Jangan sampai ormas maupun partai yang sudah dibubarkan kembali bangkit dan berdiri.”

 Manusia saja kalau dia sudah mati kalau dibangkitkan akan “identik menjadi hantu, genderuwo, sundel bolong, kuntilanak yang menjijikkan, kalau ormas/partai yang sudah dibubarkan dan dilarang keberadaannya, kegiatanya, ideologinya kok bangkit berdiri kembali apa ya tidak akan menjadi momok-momok yang menjijikkan dan jelas mengganggu makhluk-makhluk di alam raya ini?” tegas Gus Wal.

“Maka dari itu seluruh anak bangsa di penjuru negeri dari Sabang sampai Merauke dari Aceh hingga Papua harus bersatu bersikap tegas, menolak dengan keras FPI, HTI, NII bangkit berdiri kembali sampai kapanpun juga. Sampai kiamat FPI HTI NII haram terlarang keberadaannya di negeri ini,” pungkas Gus Wal. ***

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content