SUARAUMAT.com – Baru-baru ini, Katedral Canterbury di Inggris menjadi sorotan setelah menjadi lokasi pesta disko silent. Acara ini menuai kontroversi, dengan beberapa pihak mendukung dan menentangnya.
Pendukung acara ini berargumen bahwa pesta disko silent merupakan cara kreatif untuk menarik minat generasi muda pada gereja dan sejarahnya. Acara ini dapat membantu Gereja mendapatkan penghasilan tambahan untuk pemeliharaan dan operasinya. Musik dan tarian dapat menjadi bentuk ekspresi spiritual dan komunitas.
Penentang acara ini berargumen bahwa pesta disko, meskipun silent, tidak pantas diadakan di tempat ibadah yang suci dan khusyuk.
Acara ini dapat dianggap tidak menghormati umat Kristiani dan keyakinan mereka. Penggunaan Gereja untuk acara komersial dapat merusak nilai spiritual dan sejarahnya.
Opini Tim Suaraumat
Secara kelembagaan, Suaraumat memiliki pandangan yang campur aduk tentang penggunaan katedral untuk pesta disko silent. Suaraumat dapat memahami argumen dari kedua belah pihak.
Di satu sisi, Suaraumat dapat melihat bagaimana acara ini dapat bermanfaat bagi gereja dalam hal menarik minat generasi muda dan mendapatkan dana. Suaraumat juga percaya bahwa seni dan musik dapat menjadi bagian dari spiritualitas dan komunitas.
Di sisi lain, Suaraumat juga memahami kekhawatiran umat Kristiani tentang penggunaan tempat ibadah mereka untuk acara yang dianggap tidak pantas. Suaraumat merasa penting untuk menghormati keyakinan dan tradisi agama.
Solusi Alternatif
Mungkin ada solusi alternatif yang dapat mengakomodasi keinginan kedua belah pihak. Berikut beberapa ide:
- Mengadakan pesta disko silent di ruangan lain di kompleks Gereja, bukan di katedral utama.
- Mengadakan acara khusus dengan tema religius atau spiritual yang menggabungkan musik dan tarian.
- Berkolaborasi dengan seniman dan musisi untuk menciptakan karya seni yang kontemporer dan inspiratif di dalam gereja.
Pada akhirnya, keputusan tentang penggunaan katedral untuk pesta disko silent harus dibuat oleh pihak Gereja dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang dan dengan penuh rasa hormat kepada semua pihak.
Penting untuk diingat bahwa detiap orang berhak atas pendapat mereka. Dialog dan komunikasi yang terbuka dan hormat sangatlah penting.
Kita harus selalu berusaha mencari solusi yang dapat mengakomodasi kebutuhan dan keyakinan semua pihak.***