16 Januari 2025

Personel Yonif XI Marinir ketika melakukan penembakan sasaran musuh menggunakan Senjata Bantuan Infanteri berjenis RPG (Rocket Propelled Grenade). Personel Yonif XI Marinir melakukan latihan menembak dengan Senjata Bantuan Infanteri yang dilaksanakan di Distrik Moiseget, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Selasa (20/02). Foto Dispen Kormar.

SUARAUMAT.com- Prajurit Batalyon Infanteri XI Marinir  (Yonif XI Marinir) yang tergabung dalam personel Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Mobile Republik Indonesia-Papua Nugini 2024 (Satgas Pamtas Mobile RI-PNG 2024), tanpa ampun menembaki posisi musuh dengan peluru yang mereka lontarkan dari senjata bantuan infanteri.

Namun kejadian tersebut bukanlah peristiwa pertempuran yang sesungguhnya, melainkan sebuah skenario latihan menembak menggunakan Senjata Bantuan Infanteri, yang berlangsung di Kampung Klafdalim, Distrik Moiseget, Kabupaten Sorong, Papua Barat daya, Selasa (20/02).

Latihan tersebut diselenggarakan untuk menguji kemampuan menembak dan meningkatkan profesionalisme  “Prajurit Petarung”-julukan bagi personel Yonif Marinir- dalam menggunakan Senjata Bantuan Infanteri guna memusnahkan sasaran yang telah ditentukan.

Dengan demikian, kemampuan yang mereka miliki di atas dapat berguna di medan tempur dan membentuk kesigapan dalam menghadapi segala macam ancaman di masa yang akan datang.

Seorang petembak runduk dari Yonif XI Marinir sedang mengoperasikan sepucuk Senapan Penembak Runduk. Senapan Penembak Runduk merupakan salah satu jenis dari Senjata Bantuan Infanteri yang dimiliki oleh Yonif XI Marinir. Foto: Dispen Kormar.

Ditemui di sela-sela latihan, Komandan Yonif XI Marinir Letnan Kolonel (Mar) Rowin. Z. Simarmata, M.Tr. Opsla, menyampaikan bahwa penembakan yang dilakukan haruslah presisi, cepat dalam menentukan sasaran dan cepat dalam melaksanakan tembakan.

Selain itu dirinya juga menginginkan agar prajurit dapat cepat tanggap dalam mengenali setiap medan kritis di manapun mereka ditempatkan.

Menurutnya kecepatan dan ketepatan berpikir amat diperlukan agar setiap personel Yonif XI Marinir mampu mengantisipasi pergerakan musuh yang datang menyerang, sekaligus bereaksi cepat di saat mereka harus meangamankan diri ke berbagai titik aman di luar radius tembakan mortir.

Danyonif XI Marinir Letnan Kolonel (Mar) Rowin. Z. Simarmata, M.Tr. Opsla, memberi arahan kepada anak buahnya saat latihan menembak Senjata Bantuan Infanteri. Foto: Dispen Kormar.

Dirinya juga berharap, para Prajurit Petarung Korps Marinir harus mampu mengambil keputusan dengan tidak asal menembak tetapi mengetahui sasaran, serta dapat mengantisipasi serangan dengan cepat dan tepat dalam melumpuhkan musuh dengan meminimalkan penyimpangan arah dan jarak tembakan dari musuh atau sasaran,

“Keberhasilan didapatkan untuk para prajurit yang terus berlatih,” ucap Danyonif optimis.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content