15 Januari 2025

SUARAUMAT.com- Tana Toraja dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Sidang Raya XVIII Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (SR XVIII PGI), pada awal hingga pertengahan November mendatang.

Penjelasan ini disampaikan oleh Ketua Panitia SR XVIII PGI, Pendeta Musa Salusu, ketika bertemu dengan Majelis Pekerja Harian PGI di Grha Oikumene, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (21/3).

Di pertemuan itu pula baik Gereja Kristen Toraja maupun PGI membahas seputar pendataan peserta sidang yang dilakukan secara online dan penggunaan materi sidang dengan sistem paperless. Langkah itu diambil, guna mengampanyekan penyelenggaraan persidangan yang ramah lingkungan di kalangan peserta sidang.

Dalam keterangannya kepada awak media kristiani, Musa telah mengupayakan secara maksimal guna mendukung suksesnya Sidang Raya.

Upaya itu ditandai dengan menggandeng pelaku usaha maupun penduduk lokal yang merasa ikut terpanggil menjadi tuan dan nyonya rumah.

“Kita sudah menyediakan 800 kamar hotel, juga wisma tamu, dan rumah penduduk untuk menyambut sekitar 2.000 peserta Sidang Raya,” jelas Pendeta Lamusu, yang pernah dipercaya sebagai Ketua Sinode Gereja Toraja.

Rangkaian Sidang Raya XVIII PGI juga diisi dengan Pertemuan Raya Perempuan Gereja, dan Pertemuan Raya Pemuda Gereja di Makale.

Puncaknya adalah pelaksanaan Sidang Majelis Pekerja Lengkap PGI dan Sidang Raya PGI, di Rantepao.

“Kita tidak bisa melewatkan kesempatan langka ini menjadi tuan rumah yang baik,” ujar Pendeta Musa Salusu ketika memberikan keterangan di dampingi Sekretaris Umum PGI, Pdt. Jacklevyn Manuputty.

Penyeleggaraan SR XVIII PGI turut didukung oleh sejumlah pihak di luar Gereja Kristen Toraja. Di antaranya umat muslim, katolik, gereja yang bukan menjadi anggota PGI, dan terutama pihak pemerintah daerah.

Pendeta Jacky Manuputty dalam keterangannya menambahkan, ada tiga isu utama yang akan ikut dibahas di dalam Sidang Raya PGI di Tana Toraja. Ketiga isu yang dibahas meliputi isu lingkungan, harmoni keluarga, juga isu tentang gereja dan pendidikan politik.

“PGI masih fokus ke isu lingkungan atau rusaknya ekologi, harmoni keluarga dan penting gereja ke pendidikan politik bagi warga,” tsiautur Pendeta Jacky.

Lebih dalam Pendeta Jacky menjelaskan, setiap hasip pertemuan raya perempuan dan pemuda yang telah digelar sebelumnya akan ikut menjadi materi bahasan di sidang raya mendatang. (Anna Kezia/SUM).

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content