10 Oktober 2024
Lailatul Qadar merupakan salah satu malam yang sangat berarti dalam bulan suci Ramadan.

Lailatul Qadar merupakan salah satu malam yang sangat berarti dalam bulan suci Ramadan. /Freepik

Jakarta, SUARAUMAT.com – Lailatul Qadar merupakan salah satu malam yang sangat berarti dalam bulan suci Ramadan. Istilah “Lailatul Qadar” dalam bahasa Arab berarti “malam kemuliaan”. Dipercayai bahwa malam ini memiliki nilai lebih baik daripada seribu bulan lainnya menurut ajaran Islam.

Meskipun begitu, waktu pasti terjadinya Lailatul Qadar tidak diketahui dengan pasti. Rasulullah menyarankan umat Islam untuk mencari malam tersebut di 10 hari terakhir Ramadan, terutama di malam-malam ganjil. Tidak ada kesepakatan yang pasti di antara ulama mengenai tanggal pasti Lailatul Qadar.

Buku “Shalat Tarawih, Iktikaf, dan Lailatul Qadar” oleh Syekh Salim bin Ied al-Hilali dan Syekh Ali Hasan Ali Abdul Hamid menyatakan bahwa kebanyakan ulama setuju bahwa malam tersebut jatuh dalam 10 hari terakhir Ramadan.

Lantas, kapan malam Lailatul Qadar 2024? Simak prediksi hingga tanda-tandanya dalam artikel ini yang dirangkum Suaraumat dari berbagai sumber!

“Carilah Lailatulqadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan.” (HR. Bukhari no. 2017).

Dilansir Rumaysho, Ubay bin Ka’ab dengan tegas menyatakan bahwa Lailatulqadar jatuh pada malam ke-27. Namun, beberapa ulama lebih percaya bahwa malam spesial tersebut berpindah-pindah setiap tahunnya.

Dinukil oleh Imam Nawawi, disebutkan bahwa, “Menurut para ulama yang meneliti, Lailatulqadar itu berpindah-pindah setiap tahunnya. Kadangkala di suatu tahun terjadi pada malam ke-27, kadang di malam ke-23, atau bisa jadi di malam ke-21, atau di malam lainnya. Inilah pendapat yang lebih tepat karena kompromi dari berbagai macam dalil yang ada.”

Meskipun hanya Allah SWT yang mengetahui dengan pasti waktu yang telah ditentukan, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir Ramadan, terutama di malam-malam ganjil.

Berikut adalah jadwal 10 hari terakhir Ramadan 2024 berdasarkan perhitungan dari pemerintah dan Muhammadiyah:

  • Minggu 31 Maret 2024 Puasa ke-21 (21 Ramadan 1445 H)
  • Senin 1 April 2024 Puasa ke-21 (21 Ramadan 1445 H) Puasa ke-22 (22 Ramadan 1445 H)
  • Selasa 2 April 2024 Puasa ke-22 (22 Ramadan 1445 H) Puasa ke-23 (23 Ramadan 1445 H)
  • Rabu 3 April 2024 Puasa ke-23 (23 Ramadan 1445 H) Puasa ke-24 (24 Ramadan 1445 H)
  • Kamis 4 April 2024 Puasa ke-24 (24 Ramadan 1445 H) Puasa ke-25 (25 Ramadan 1445 H)
  • Jumat 5 April 2024 Puasa ke-25 (25 Ramadan 1445 H) Puasa ke-26 (26 Ramadan 1445 H)
  • Sabtu 6 April 2024 Puasa ke-26 (26 Ramadan 1445 H) Puasa ke-27 (27 Ramadan 1445 H)
  • Minggu 7 April 2024 Puasa ke-27 (27 Ramadan 1445 H) Puasa ke-28 (28 Ramadan 1445 H)
  • Senin 8 April 2024 Puasa ke-28 (28 Ramadan 1445 H) Puasa ke-29 (29 Ramadan 1445 H)
  • Selasa 9 April 2024 Puasa ke-29 (29 Ramadan 1445 H) Puasa ke-30 (30 Ramadan 1445 H).

Apa saja tanda malam Lailatul Qadar

Berikut adalah tanda-tanda malam Lailatul Qadar yang dijelaskan dalam buku “Shalat Tarawih, I’tikaf, dan Lailatul Qadar” karya Syekh Salim bin Ied al-Hilali dan Syekh Ali Hasan Ali Abdul Hamid:

1. Pagi Harinya Tidak Panas atau Menyilaukan

Dari Ubay, Rasulullah bersabda, “Pagi hari (dari) malam Lailatulqadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR. Muslim 762)

2. Malam yang Cerah serta Tidak Panas maupun Dingin

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Lailatulqadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (Tahayalisi 349, Ibnu Khuzaimah 3/231, Bazzar 1/486, sanadnya hasan)

3. Terjadi di Akhir Bulan

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Kami menyebutkan malam Lailatulqadar di sisi Rasulullah SAW. Beliau bersabda, “Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah?” (HR. Muslim no. 1170)
Maksud dari syiqi jafnah adalah ‘bejana setengah’, di mana syiq berarti ‘setengah’ dan jafnah adalah ‘bejana’. Terkait hal ini Al-Qadhi ‘Iyadh menerangkan, hadis tersebut menjadi isyarat bahwa Lailatulqadar terjadi pada akhir bulan. Ini karena rembulan baru muncul dalam kondisi seperti syiqi jafnah di penghujung bulan.

Amalan apa saja di malam Lailatul Qadar

Lailatul Qadar merupakan salah satu malam yang sangat berarti dalam bulan suci Ramadan.
Lailatul Qadar merupakan salah satu malam yang sangat berarti dalam bulan suci Ramadan. /Freepik

Beberapa amalan ibadah sunnah yang dapat dilakukan pada malam Lailatul Qadar adalah seperti yang dilansir Almanhaj, Rumaysho, yaitu:

1. Mendirikan Qiyam atau Salat

“Barang siapa yang berdiri (menunaikan salat) pada Lailatulqadar dengan iman dan berharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

2. Mengikuti Salat Isya dan Subuh Berjemaah

“Siapa yang menghadiri salat Isya berjamaah, maka baginya pahala salat separuh malam. Siapa yang melaksanakan salat Isya dan Subuh berjemaah, maka baginya pahala salat semalam penuh.” (HR. Muslim no. 656 dan Tirmidzi no. 221)

3. Meningkatkan Kuantitas Ibadah, seperti Salat, Tilawah Al-Qur’an, dan Berdoa

“Apabila memasuki sepuluh malam akhir (Ramadan), biasanya beliau (Rasulullah shollallahu ‘alahi wa sallam) menghidupkan malam, membangunkan keluarganya, serta mengencangkan kainnya (meninggalkan jimak dan semangat beribadah).” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Melakukan Iktikaf

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, ‘Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang iktikaf, yang rukuk, dan yang sujud.” (QS. Al-Baqarah, [2]:125)

5. Membaca Doa Malam Lailatul Qadar

Kaum muslimin disunahkan untuk membaca doa malam lailatul qadar. Ini pernah ditanyakan oleh Aisyah RA. Rasulullah mengatakan, berikut doa yang dapat dibacakan pada malam lailatul qadar:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni
Artinya: “Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf (menghapus kesalahan), karenanya maafkanlah aku (hapuslah dosa-dosaku).” (HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850, sahih).

Namun, riwayat yang lebih spesifik menyatakan bahwa Lailatul Qadar jatuh pada salah satu malam ganjil di 10 hari terakhir Ramadan. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk meningkatkan ibadah dan merenungkan keberkahan malam-malam tersebut.***

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content