10 Oktober 2024
Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan dan Kebangsaan Lintas Agama, Suku, dan Budaya, PNIB, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), menanggapi dengan keras terkait fenomena kontroversial yang muncul menjelang hari raya Idul Fitri.

Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan dan Kebangsaan Lintas Agama, Suku, dan Budaya, PNIB, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), menanggapi dengan keras terkait fenomena kontroversial yang muncul menjelang hari raya Idul Fitri. /Foto: dok. PNIB

SUARAUMAT.com – Ketua Umum Organisasi Kemasyarakatan dan Kebangsaan Lintas Agama, Suku, dan Budaya, PNIB, Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu, AR Waluyo Wasis Nugroho (Gus Wal), menanggapi dengan keras terkait fenomena kontroversial yang muncul menjelang hari raya Idul Fitri.

Gus Wal menyoroti ketidakpantasannya atas tindakan beberapa da’i provokator yang memicu kehebohan dalam suasana Lebaran, dengan klaim mereka sebagai tokoh cendekiawan, bahkan ustadz, namun mengambil sikap yang kontroversial.

Gus Wal menyatakan kegelisahannya ketika setiap pembicaraan di meja tamu dipenuhi oleh isu-isu kontroversial seperti larangan sungkeman oleh Yazid Jawaz dan Khalid Basalamah serta larangan halal bihalal oleh Syafiq Riza Basalamah.

Mengenai hal ini, Gus Wal mengajak umat agar tetap merayakan Idul Fitri dengan ceria dan mempertahankan tradisi makan ketupat sebagai bagian dari warisan budaya nusantara yang patut dilestarikan.

Menurut Gus Wal, mereka yang mengharamkan sungkeman dan halal bihalal seolah-olah tidak memiliki akar budaya yang kuat atau bahkan tidak mampu memahami esensi persaudaraan dan kebersamaan dalam masyarakat.

Gus Wal mengecam sikap mereka yang tidak menghormati norma-norma sosial yang telah ada, sambil mengajak mereka untuk introspeksi atas tindakan mereka yang merusak keharmonisan masyarakat.

Gus Wal menyoroti pula kelompok-kelompok yang sebelumnya mengusung aksi-aksi provokatif seperti larangan menghormati bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan, menyatakan bahwa jika mereka masih memiliki rasa malu dan keterhormatan, seharusnya mereka mundur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Gus Wal menilai, mereka seharusnya lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih penting, seperti kebersihan dan kesehatan jenggot mereka, daripada menyebarkan kontroversi terkait tradisi-tradisi lebaran.

Gus Wal meminta umat Islam untuk tidak terpengaruh oleh statement yang provokatif dari beberapa orang seperti Khalid Basalamah, Syafiq Riza Basalamah, Yazid Jawaz, dan yang sejenisnya yang hanya meresahkan dan mengadu domba masyarakat.

Dia berharap bahwa momentum Idul Fitri ini akan membawa perubahan positif bagi Indonesia dengan membersihkan diri dari aksi provokatif para da’i yang meresahkan, serta menghapuskan radikalisme dan terorisme dari kalangan masyarakat.

Gus Wal mengakhiri pernyataannya dengan mengajak aparat penegak hukum, seperti Polri, TNI, BNPT, dan Denus 88, untuk bertindak tegas terhadap para agitator dan penyebar ajaran radikalisme serta terorisme, termasuk lembaga-lembaga pendidikan yang terafiliasi dengan mereka.***

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content