14 Januari 2025
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali mengeluarkan surat instruksi yang menegaskan larangan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan Israel.

Lima warga Nahdlatul Ulama, Syukron Makmun, Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum dan Izza Annafisah Dania saat bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog.(Dok Website NU Online)

Jakarta, SUARAUMAT.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kembali mengeluarkan surat instruksi yang menegaskan larangan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan Israel.

Surat bernomor 2020/PB.03/A.1.03.08/99/07/2024 ini mempertegas instruksi serupa yang dikeluarkan pada era kepengurusan KH Said Aqil Siroj pada tahun 2021.

Surat ini diterbitkan setelah munculnya polemik akibat lima tokoh muda Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, yang kemudian ramai diperbincangkan di media sosial.

“Merujuk Surat Edaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor 4207/C.1.034/09/2021 tanggal 13 Shafar 1443 H/20 September 2021 M sebagaimana terlampir, dengan ini kami tegaskan bahwa instruksi untuk menghentikan dan/atau menangguhkan semua program/proyek kerja sama yang berhubungan dengan Institut Leimena, Institute for Global Engagement (IGE), dan American Jewish Committee (AJC), baik yang masih dalam rencana maupun yang sedang berjalan, tidak pernah dicabut dan masih berlaku hingga saat ini,” isi surat edaran tersebut, dikutip dari laman resminya, Sabtu (20/7/2024).

Larangan Kerja Sama dengan Lembaga yang Berafiliasi dengan Israel

Wakil Ketua Umum PBNU, H Amin Said Husni, mengungkapkan bahwa surat larangan kerja sama dengan lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan Israel yang dikeluarkan pada masa kepemimpinan Kiai Said telah ditegaskan kembali pada masa kepengurusan Gus Yahya.

“Sebetulnya kebijakan untuk menangguhkan atau menghentikan kerja sama dengan lembaga-lembaga internasional, seperti ACJ yang disebutkan secara eksplisit di dalam surat itu kan sudah terbit pada kepengurusan PBNU periode yang lalu ketika Ketua Umumnya KH Said Aqil Siroj,” kata Amin Said Husni, Jumat (19/7/2024).

Ia menambahkan bahwa larangan hubungan atau kerja sama dengan lembaga-lembaga yang disebutkan dalam surat instruksi tersebut, seperti Institut Leimena, Institute for Global Engagement (IGE), American Jewish Committee (AJC), dan sejenisnya, tidak pernah dicabut sejak dikeluarkan pada tahun 2021.

“Dan surat itu sampai hari ini tidak pernah dicabut, tidak pernah juga direvisi karena itu sifatnya masih berlaku,” tegas Amin.

“PBNU sekarang hanya menegaskan kembali me-remind seluruh jajaran struktural Nahdlatul Ulama baik itu pengurus wilayah, pengurus cabang sampai ke paling bawah. Termasuk ke Banom dan lembaga-lembaga di lingkungan NU termasuk perguruan tinggi, pondok-pondok pesantren atau madrasah lain itu masih terikat keputusan PBNU,” katanya.

Amin mengatakan bahwa terkait konsekuensi yang timbul setelah penegasan kembali surat edaran tersebut, PBNU akan terus melakukan pembinaan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.

“Nanti akan ada pembinaan,” tandasnya.

5 kader NU yang bertemu Presiden Israel

Dilansir dari Kompas.com pada Sabtu (20/7/2024), berikut lima tokoh Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel:

  1. Zainul Maarif, dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) dan Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PWNU Jakarta.
  2. Munawir Aziz, Sekretaris Umum Persatuan Pencak Silat dan Sekretaris Umum Pagar Nusa.
  3. Nurul Barul Ulum, anggota Pimpinan Pusat Fatayat NU.
  4. Izza Anafisa Dania, anggota Pimpinan Pusat Fatayat NU.
  5. Syukron Makmun, Ketua Pengurus Wilayah NU Banten.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf secara resmi meminta maaf kepada semua pihak atas tindakan sejumlah kader NU tersebut.

“Sepatutnya saya mohon maaf kepada masyarakat luas, seluruhnya, bahwa ada beberapa orang dari kalangan Nahdlatul Ulama yang tempo hari pergi ke Israel, melakukan engagement di sana.”

“Kami mengerti dan sangat memaklumi, dan kami merasakan hal yang sama bahwa hal ini adalah sesuatu yang tidak patut di dalam konteks suasana yang ada saat ini,” ujarnya, dikutip dari laman resmi NU, Sabtu.

Ia menyebut bahwa pihaknya tidak mengetahui tentang pertemuan lima tokoh tersebut dengan Presiden Israel. Kelima orang tersebut melakukan pertemuan secara personal atau untuk urusan pribadi.

“Kami sudah mendapatkan konfirmasi dari lembaga-lembaga terkait di bawah PBNU ini, bahwa lembaga-lembaga ini, yang personelnya ada yang berangkat ke Israel itu, sama sekali tidak tahu menahu, tidak ada mandat kelembagaan, tidak ada pembicaraan kelembagaan. Sehingga yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel tempo hari itu adalah tanggung jawab mereka pribadi dan tidak terkait dengan lembaga,” tambahnya.*** (Sumber: Kompas.com)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content