4 Desember 2024
Video dugaan perundungan dan premanisme di SMAK Gloria 2 Surabaya viral di media sosial X. Kejadian ini memperlihatkan seorang pelajar yang dipaksa bersujud dan menggonggong oleh seorang orang tua siswa pada Senin (21/10).

Pria bernama Lex Wu (kiri) tantang duel Ivan, orang tua siswa yang suruh siswa sujud dan gonggong di SMAK 2 Gloria Surabaya. (Kolase tangkapan layar X Lex Wu/@LexWu_13)

SURABAYA, SUARAUMAT.com – Video dugaan perundungan dan premanisme di SMAK Gloria 2 Surabaya viral di media sosial X. Kejadian ini memperlihatkan seorang pelajar yang dipaksa bersujud dan menggonggong oleh seorang orang tua siswa pada Senin (21/10).

Video tersebut diunggah kembali oleh Lex Wu di akun X pribadinya, @LexWu_13, disertai tantangan untuk berduel satu lawan satu dengan orang tua murid tersebut pada Minggu (10/11).

Kasus ini berawal dari kesalahpahaman saat pertandingan basket di sebuah mall di Surabaya. Ivan, orang tua murid dari siswa SMA Cita Hati, merasa tidak terima ketika anaknya diejek dengan sebutan “Pudel” oleh tim basket dari SMAK Gloria 2.

Akibatnya, Ivan mendatangi sekolah tersebut bersama rombongannya, dan dalam video yang diunggah oleh @LexWu_13, tampak Ivan menyuruh seorang murid SMAK Gloria untuk bersujud dan menggonggong seperti anjing. “Sujud!, menggonggong, menggonggong!” ucap Ivan dalam video.

Saat kejadian, terdengar ibu dari murid tersebut meminta anaknya untuk bersujud, namun ketika murid tersebut disuruh menggonggong, sang ayah yang mengenakan baju biru tidak terima dan menyuruh anaknya berdiri.

Sang ayah juga meminta maaf, menjelaskan bahwa ejekan tersebut hanya berasal dari omongan teman-teman anaknya. Namun, Ivan semakin marah, menuduh sang ayah telah menyindirnya.

“Kenapa kamu bilang kita cari sensasi, padahal yang cari sensasi itu anakmu anj***,” kata Ivan.

Dalam unggahan Lex Wu, dia juga menyertakan video dirinya yang menantang Ivan untuk berduel.

Lex merasa bahwa tindakan Ivan sangat memalukan, terutama karena melibatkan intimidasi terhadap anak-anak, orang tua murid, hingga pihak sekolah.

“Gua mencari orang ini, bagi yang tahu boleh hubungi gua… Lu by one sama gua, gausah pakai preman, gausah pakai polisi… Lo by one sama gua kalo lo mau jagoan…,” ujar Lex Wu.

Dalam cuitannya, Lex juga menyindir Ivan karena tindakan intimidasi terhadap sesama warga keturunan Tionghoa.

“Tolong disampaikan ke orang ini. By one sama gue… Jadi Tionghoa buat malu loe, sama Tionghoa saja menindas loe! Apalagi sama etnis lain nanti,” tulis @LexWu_13.

Meski kedua belah pihak sudah saling meminta maaf, kasus ini tetap diproses secara hukum.

“Masih terus berlanjut… Saya pikir biarlah diproses secara aturan hukum yang berlaku, tapi yang pasti sudah saling memaafkan,” kata Ivan pada Jumat (8/11).

Oknum yang diduga terlibat dalam tindakan premanisme bernama Nouke, yang juga pelatih dari Excel, anak Ivan. Nouke membantah terlibat dalam premanisme, menyatakan bahwa kehadirannya hanya untuk menjaga Excel agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

Namun, Nouke juga mengecam tindakan Ivan.

“Tindakan seorang orang tua menyuruh orang lain untuk meminta maaf dengan cara berlutut dan menggonggong bukanlah hal yang dapat dibenarkan… Dari hati yang paling dalam, saya minta maaf sebesar-besarnya atas kesalahpahaman dan kegaduhan yang terjadi,” ujarnya.

Walaupun telah ada perdamaian, Lex Wu tetap bersikeras untuk melaporkan kasus ini.

“Tetap ane laporin… Tapi ini anak traumatik,” tulisnya pada Senin (11/11).

Cuitan ini sudah dilihat lebih dari 493 ribu pengguna X/Twitter dan menuai banyak komentar dari warganet yang ikut emosi menyaksikan aksi intimidasi tersebut.*

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content